Kamis, 01 Maret 2018

Kejadian Seram Di Sekolahku 
Karya : Ninit Mita Dewi



               Namaku Anisa aku baru berumur 17 tahun. Disini aku akan menceritakan tentang pengalamanku di sekolahku yang kata masyarakat merupakan salah satu sekolah terangker di Gianyar. Mungkin saja sekolah kami angker karna letak sekolah kami juga berdekatan dengan jurang.

             Pada waktu itu,sekitar bulan oktober tahun 2017,saya baru saja masuk SMA,di salah satu sekolah di Gianyar,Bali.
Saya sering mendengar cerita tentang SMA angker di Gianayar, tetapi tepat dimana SMA yang saya pilih untuk bersekolah katanya adalah salah satu SMA terangker menurut cerita masyarakat.
Saya dan teman-teman sering membicarakan tentang keangkeran sekolah kami,ada yang pro dan ada juga yang kontra.

             Setelah lama kami membicarakannya masalah tentang keangkeran ini,kami pun bersama sepakat untuk membuktikan sendiri tentang keangkeran yang ada di sekolah kami.
Tepat seminggu sebelum kami ingin membuktikan keangkeran sekolah kami,kami yang beranggotakan sekitar 10 orang, kami melihat salah satu ruangan yang sudah usang,kelihatan tidak pernah di bersihkan dan di rawat,tetapi disana banyak sekali botol-botol minuman yang berserakan seperti ada orang yang minum disana, memang tidak ada yang mabuk pada saat itu tapi kami beramai ramai membuang botol minuman keras di kelas ruangan yang usang itu.

              Saat itu sekitar pukul 5 sore hari,saya sedang asyik bermain handphone di kelas.
Tepat di belakang saya duduk salah seorang teman saya, yang dikaruniai penglihatan gaib semenjak dia kecil ya dari kecil dia bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, dia juga berkata bahwa dia salah seorang cucu dari leak bali dibali sih hantu ini yang paling ditakuti, sebut saja nama dia Avril. Saat saya sedang asyik bermain handphone di kelas tiba-tiba saja Avril berteriak histeris, saya pun terhentak kaget karena tiba-tiba mendengar jeritan yang keras dan secara mendadak dari Avril.

             Saat pertama melihat kebelakang saya kaget karena Avril,hanya tertawa dan teriak-teriak seperti orang gila kadang-kadang Avril juga menari dengan sangat lemah gemulai, padahal yang saya tau Avril sama sekali tidak bisa menari. Seorang dari teman saya berkata bahwa dia kerasukan dan menyuruh kami semua mengkat dan membawanya ke UKS sekolah. Akhirnya saya menggendong Avril turun ke lantai satu, anehnya saat pertama saya menggendong Avril badannya terasa sangat berat seperti orang yang sangat gemuk saja padahal badan Avril sangatlah kurus, sampai saya hampir terjatuh mengangkatnya,saya pun meminta bantuan teman-teman kelas untuk membantu membawa Avril ke UKS,dibutuhkan lebih dari 4 orang untuk membawa Avril turun ke lantai 1.

             Akhirnya kami sampai di UKS sekolah, para guru dan murid-murid sekolah lain yang belum pulang pun berdatangan untuk melihat Avril yang kerasukan.

              Salah seorang guru yang juga di karunia penglihatan gaib dari kecil datang,sebut saja namanya Bu Surini ,Bu Surini menyuruh murid-murid yang lain untuk tidak mengerumuni Avril, akhirnya murid-murid yang lain menjauh dan Bu Surini pun duduk di sebelah Avril.
Awalnya Bu Surini mencubit jari telunjuk Avril dengan sekuat tenaga,sampai membekas dan berdarah saya lihat. Bu Surini menyuruh salah satu anggota Osis di sekolah kami untuk mendoakan Avril.
Avril masih berteriak histeris,keras sekali teriakannya dan meronta-ronta seperti orang yang ingin membebaskan diri, saya yang memegangi kakinya hampir saja terkena tendangan Avril.

              Saat doa di bacakan semua murid hening,dan tiba-tiba Avril tertawa sinis, seperit layaknya tawaan kuntilanak, bulu kuduk saya langsung naik saya merinding dan kaget, teman-teman saya tiba-tiba diam ada yang memeluk teman sebelahnya saking takutnya dan ada juga yang pergi meninggalkan ruangan UKS.
"Jangan ganggu saya!! Jangan ganggu tempat saya!! Kalian telah membuat saya tidak nyaman!! Saya tidak suka dengan kehadiran kalian disini!! Pergiiii!! ", demikian Avril berkata, saya pun kaget mendengar apa yang dikatakan Avril tadi. Bu Surini pun mulai menanyakan kepada Avril "Siapa kamu?jawab!!", sambil terus bertanya Bu Surini menyuruh murid lain untuk mencubit jari telunjuk Avril lebih keras lagi.

              "Jangan ganggu saya!!", terdengar lagi Avril berkata, Bu Surini hanya membacakan doa untuk Avril, dan akhirnya Avril pun diam tidak meronta seperti tadi, ia terlihat sangat lemas.
"Sudah baikan belum?", tanya Bu Surini kepada Avril,  Avril tidak menjawab apa-apa dia hanya diam pandangannya seolah-olah kosong, salah seorang teman saya membantu Avril untuk berdiri dan teman saya yang lain memakai kan sepatunya, Bu Surini menyuruh Avril untuk meminum air putih,  setelah itu Avril mencoba untuk berdiri.

                Tiba-tiba Avril jatuh ke lantai dan akhirnya berteriak lagi kali ini Avril juga menangis. Wah perasaan yang awalnya sudah mulai tenang kini kembali menegang, akhirnya Bu Surini membacakan doa lagi untuk Avril. Lagi-lagi Avril tertawa ,menangis dan berteriak keras, salah seorang teman saya menghubungi ayah dari Avril untuk menjemputnya pulang.

                Setelah beberapa saat Avril tertidur dia tidak lagi berteriak histeris, menangis ataupun tertawa. Ayahnya datang dan membawa ia pulang. "Sering kejadian begini kok tapi ini kayaknya musuh dari neneknya", kata Ayah Avril.

             Esok harinya saya datang kesekolah kebetulan saya datang lebih awal, tanpa sengaja saya melihat Avril sudah duduk lagi di belakang bangku saya, awalnya saya tidak berani untuk menanyakan masalah yang telah dialaminya kemarin, tapi karena perasaan ingin tahu saya yang tinggi akhirnya saya memberanikan diri untuk menanyakan kejadian kemarin ke Avril. Avril menjawab dengan santai "itu penunggu di ruangan tempat kalian membersihkan botol minuman marah, dia gak mau di ganggu tempatnya di kotori ataupun di ambil barang-barangnya sama kalian", ujar Avril, mendengar apa yang di katakan Avril tadi aku dan teman-teman merasa takut, kami akhirnya meminta maaf bila ada kesalahan yang kami buat atas kecerobohan atau kelancangan kamu memasuki tempat mereka.

               Kejadian itu membuat saya dan teman-teman tambah bersemangat untuk membuktikan keangkeran sekolah kami yang dari dulu dibicarakan oleh masyarakat maupun siswa yang bersekolah disini.Kami sepakat untuk membuktikannya setelah kami pulang sekolah, saat itu pukul 6 sore pelajaran di sekolah telah berakhir. Kami mengajak serta Avril untuk membantu kami membuktikan keangkeran sekolah kami.
     
             Bell sekolah pun berbunyi,kami yang beranggotakan sekitar 10 orang tidak pulang langsung kerumah, malahan kami masih berada di sekolah, keadaan sekolah pada saat itu sangatlah sepi karena guru dan muridlainnya sudah pada pulang kerumah masing-masing. Kami ingin membuktikan tentang keangkeran sekolah kami.
               Puja Tri Sandya mulai terdengar, saat itulah kami sepakat untuk memulai penelusuran kami. Kami mulai dari lantai 1 sekolah kami, yang kata murid-murid di tunggu oleh seorang mahluk gaib berwujud wanita yang cantik, yang katanya mendiami pohon cemara yang ada di lapangan sekolah kami.

          Kami bersama-sama berjalan kesana, saat itu suasana memang mencekam, karena penerangan yang minim, dan gedung sekolah yang memang gedung kuno.

           Tibalah kami di lapangan, kami bersama melihat-lihat sekitar, Avril tidak bersama kami karena alasannya dia tidak mau di ganggu, dia menunggu di lapangan depan bersama salah seorang teman saya. Kami menelfon Avril,dia berkata saat ini tidak ada apa-apa di pohon cemara yang kami lihat tadi.

         Akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami ke lantai 2 yang menurut murid-murid terkenal sangat angker dan jarang murid-murid yang berani pergi kelantai 2 sendirian, lantai 2 di huni oleh salah seorang mahluk gaib yang berwujud perempuan muda, Marni sebutan untuk mahluk gaib tersebut, menurut cerita turun temurun Marni adalah salah seorang murid dari SMA kami pada tahun 1979, ia bunuh diri di sekolah ini karena di bully dan diperkosa oleh teman-teman sekelasnya dulu.

              Kami pun berjalan menaiki tangga dengan cepat, karena kami merasa sangat takut, akhirnya kami tiba di lantai 2. Kami pun melihat-lihat sekitar, tidak ada apa-apa yang mengganggu pikir kami. Pada saat itu kami benar-benar takut suasana benar-benar mencekam, hari sudah menunjukkan sandikala (nama sore menjelang malam di bali) suasana saat itu sudah nampak sangat gelap, penerangan yang benar-benar minim membuat kami merasa semakin takut.

              Karena takut kami bersama sepakat untuk turun dan menyelesaikan niat kami untuk membuktikan keangkeran sekolah ini, tiba-tiba salah seorang dari teman saya berkata bahwa dia melihat sesosok wanita memakai pakian sekolah yang berwarna putih tetapi rok wanita itu sangat panjang sampai ke lantai berjalan di gedung seberang seperti bukan siswa jaman sekarang yang roknya pendek-pendek.
Mendengar itu kami sangat takut, kami pun beramai-ramai turun, salah seorang teman saya bahkan ada yang sampai terpeleset saking takutnya.

             Kami sepakat untuk menemui Avril di lapangan depan. Setelah kami bertemu Avril kami bicara soal penampakan sesosok wanita yang dilihat teman saya tadi, dia berkata bahwa itulah Marni yang katanya penunggu di sekolah kami.
Ada salah seorang teman kami yang tidak percaya tentang Marni, namanya Rio. Rio berkata bahwa dia tidak percaya sebelum dia melihat sendiri.

            Avril dengan santai menyuruh Rio berjalan ke suatu tempat, seperti anak tangga tetapi bukan tangga, Avril juga menyuruh Rio untuk duduk sebentar disana. Rio pun menyetujui apa yang di katakan dan di perintahkan Avril tadi, dia pun berjalan kesana dan duduk. Sekitar 5 menit kemudia Rio berteriak dan lari kearah kami, dia sangat ketakutan, "aku liat!!aku liat!!ngeri aduh serem banget!!", ujar Rio sambil menutup matanya.
Avril berkata bahwa ada mahluk gaib yang mencoba menerkam Rio saat ia duduk di tempat tadi, dan tepat saat itu Rio lari ketakutan.

            Avril menyuruh kami untuk mengambil foto dari gedung tempat Marni bunuh diri, kami pun bergegas pergi ke gedung itu, salah seorang teman saya memotret gedung kuno tersebut, membidik kameranya tepat di antara pilar di lantai 2.
Dia mengambil beberapa foto, akhirnya setelah selesai mengambil foto dia kembali bersama grup kami di lapangan depan sekolah.

            Setelah melihat-lihat foto tadi kami pun kaget, ada salah 1 foto yang membidik tepat di antara pilar di lantai 2, foto itu memperlihatkan sesosok wanita, tepatnya wajah dari sesosok wanita, memakai seragam sekolah yang berwarna putih, sedang duduk di antara pilar tersebut.
Kami pun kaget dan merasa sangat ketakut. Kami melihat lagi foto itu, kami zoom tepat di wajah sosok itu, dan terlihat jelas bahwa itu adalah wajah sesosok wanita yang masih muda.

            Kami takut dan juga bangga dengan pengalaman yang telah kami dapat tadi, takut karena fakta bahwa benar sekolah kami angker dan kebanggan tersendiri karna kami dapat membuktikan bahwa memang benar sekolah kami angker.

36 komentar:

  1. Mantappp, ceritanya sangat kocak min lanjutkannn

    BalasHapus
  2. Mudah2n bukan di sekolahnya mimin itu kjadiannya ya

    BalasHapus
  3. Mantap kakak.. nanti buat yang baru lg ya

    BalasHapus
  4. Kok aku nggak ngerti min🙄

    BalasHapus